Twitter

Klaus Störtebeker, ‘Robin Hood’ dari Jerman

Posted by Gustina Intan Tamara - -


Premiere Stoertebeker-FestspieleRobin Hood adalah pahlawan dari Inggris, yang telah menjadi ikon bagi kaum tertindas. Dia juga diasosiasikan sebagai ‘penjahat’, oleh lawan politiknya, yaitu Sherif of Nottingham, dan Pangeran John. Namun, tahukah anda, bahwa Jerman pun juga memiliki tokoh pahlawan yang serupa dengan Robin Hood? Dia adalah Klaus Störtebeker. Kisah hidupnya pun juga penuh bumbu mistis. Lawan politik dia, yaitu petinggi Liga Hanseatik, juga menuduhnya sebagai ‘bajak laut’. Mari kita simak kisahnya!
Kebangkitan Liga Hanseatik di abad pertengahan: Jerman sebagai kekuatan maritim dunia
Jauh sebelum Inggris menguasai dunia dengan angkatan lautnya, dan jauh sebelum Amerika Serikat merdeka, Jerman telah menjadi kekuatan maritim dunia. Pada abad ke 13, beberapa negara kota di Jerman, diantaranya Bremen, Demmin, Greifswald, Hamburg. Lübeck, Lüneburg, Rostock, Stralsund dan Wismar bersatu untuk membentuk kartel perdagangan. Nama kartel tersebut adalah Liga Hanseatik, dan berkantor pusat di Lübeck (Sekarang di negara bagian Schlesweig-Holstein, Jerman utara). Sampai sekarang, Hansa stadt (Kota Hanseatik), tetap menjadi nama resmi dari kesembilan kota di Jerman tersebut, dalam rangka mengingat masa lalu gemilang mereka. Liga Hanseatik memiliki armada perdagangan yang terbaik pada jamannya. Daerah operasional Liga ini, merentang dari London, Inggris, melalui Bergen, Norwegia, sampai ke Novgorod, Rusia. Pada puncak kejayaannya, seluruh rute perdagangan di laut utara (Baltik) dan Skandinavia dimonopoli oleh Liga Hanseatik. Komoditi yang dibeli oleh anggota liga di Baltik timur, diantaranya adalah kayu, lilin, amber, resin, bulu binatang, dan gandum. Komoditi tersebut akhirnya dijual kembali di Jerman atau Inggris.
Liga Hanseatik mengalami masa kejayaannya dari abad 14 sampai 16, sebelum akhirnya mengalami penurunan pada abad 17. Akhirnya, kantor terakhir Liga Hanseatik di Hamburg, Bremen, dan Lübeck ditutup pada tahun 1862. Liga Hanseatik akhirnya mengalami penurunan dan kehancuran, karena beberapa faktor, diantaranya adalah kebangkitan Inggris dan Belanda sebagai kekuatan maritim,  Bangkitnya kekaisaran Rusia , dan menguatnya nasionalisme Jerman yang berpusat di Berlin, Prusia. Di era dimana Liga Hanseatik berkuasa dengan kapitalisme klasik mereka, tampilah seorang Klaus Störtebeker di panggung sejarah.
Siapakah Störtebeker?
Pada awalnya, Störtebeker adalah anggota dari vitalienbruder, atau tentara bayaran, yang mengabdi pada Kerajaan Swedia, sewaktu berperang melawan Denmark. Pekerjaan vitalienbruder adalah memberikan logistik pada ibu kota Swedia, Stockholm, yang saat itu dikepung oleh Tentara Denmark. Namun, setelah kontrak dengan Kerajaan Swedia selesai, vitalienbruder tetap melakukan pembajakan terhadap kapal pedagang, yang biasanya berasal dari Liga Hanseatik.
Störtebeker lahir di Wismar, Jerman, pada tahun 1360. Störtebeker dan vitalienbrudermulai diperhitungkan sebagai kelompok bajak laut, semenjak Liga Hanseatik mengusir mereka dari Pulau Gotland pada tahun 1398. Semenjak itu, Störtebeker dan rekan-rekannya mulai aktif dalam membajak kapal dagang milik Liga Hanseatik.
Störtebeker memiliki benteng di Marienhafe, Frisia timur, dari tahun 1396. Disana, dia menikah dengan anak perempuan dari penguasa Frisia. Disana, masih ada menara yang memiliki nama Störtebeker di Marienhafe.
Menurut legenda, pada tahun 1401, armada dari Hamburg, yang dipimpin oleh Simon Utrecht telah berhasil menangkap Störtebeker dan krew di dekat Helgoland. Alhasil, Störtebeker dan krewnya dibawa ke Hamburg, dimana mereka diadili atas tuduhan membajak kapal dagang. Störtebeker dan ke73 rekannya akhirnya dieksekusi dengan dipancung. Legenda yang paling terkenal mengenai Störtebeker adalah mengenai eksekusi dia sendiri. Störtebeker meminta kepada walikota Hamburg, supaya membebaskan sebanyak mungkin rekan-rekannya, yang berhasil dia lewati sambil berjalan setelah dipancung. Walikota Hamburg setuju, dan setelah dipancung, badan Störtebeker bangkit dan berjalan melewati kesebelas rekan dia, sebelum algojo menjegal kakinya. Bagaimanapun, walikota Hamburg mengingkari janjinya, dan kesebelas orang tersebut juga dieksekusi bersama rekannya yang lain.
Störtebeker dan Perlawanan kaum tertindas
“ Störtebeker itu seperti Che Guevara, seorang pejuang kebebasan, namun juga seperti Robin Hood, sebab dia melawan yang kaya, untuk membela yang miskin….Kita memerlukan seseorang seperti dia di jaman sekarang ini, karena banyak penindasan yang terjadi pada kalangan pekerja” . Demikian pernyataan dari Philip Benz, seorang warga kota Stralsund.  Menurut hikayat, Störtebeker memang dikenal selalu membagi pampasan perang secara adil kepada anak buahnya, dan juga membaginya dengan orang miskin. Lama setelah dia meninggal, Störtebeker menjadi figur propaganda politik. Kelompok kiri dan sosialis mentahbiskan Störtebeker sebagai pahlawan di abad pertengahan, melawan Liga Hanseatik yang Kapitalis. Sebuah monumen didirikan di kota Hamburg, untuk mengenang perjuangan dia sebagai pelaut yang gagah berani.
Di Jerman Timur (Deutsche Demokratische Republik/DDR) , sejak tahun 1959, produksi teater outdor telah dilakukan pada pulau Rugen, Stralsund Utara. DDR mengangkat figurStörtebeker sebagai seorang pahlawan, yang meninspirasi pembangunan negara tersebut dalam kerangka ideologi sosialisme.
Indonesia juga memiliki tokoh yang ‘anti hegemoni’ seperti Störtebeker. Contohnya, Wanabaya, yang merupakan salah satu tokoh dalam drama ‘Mangir’ dari Pramoedya Ananta Toer. Merupakan hal yang sangat baik, jika kita bisa belajar banyak dari perjuangan para tokoh yang berusaha menegakkan keadilan.
Referensi

Leave a Reply

Diberdayakan oleh Blogger.