Lensa kontak makin hari makin populer saja dan menjadi pilihan, baik untuk alasan medis maupun fesyen. Ada baiknya sebelum ada memutuskan untuk memakain lensa kontak, ketahui dulu rambu-rambu penggunaan dan pemeliharaannya.
Popularitas lensa kontak baru terasa dalam beberapa tahun terakhir, tetapi keberadaannya sudah ada sejak lama. Menurut ahli sejarah, ide lensa yang menempel langsung pada bola mata sudah sejak tahun 1000 dan terdokumentasikan pada tahun 1508 dari sketsa tentang kaca mata yang langsung bisa dikenakan pada bola mata oleh Leonardo Da Vinci. Da Vinci dikenal sebagai inspirator bagi penemuan-penemuan alat-alat yang semakin hari semakin mutakhir dan dapat kita lihat pada saat ini.
Versi lain sejarah lensa kontak dipercaya ditemukan oleh Rene Descartes pada tahun 1632. Descartes membuat lensa yang dikenakan pada kornea mata dan membuat gelas yang diisi air untuk menetralkan kekuatan kornea mata. Dua ratus tahun kemudian ide awal Leonardo Da Vinci dan Rene Descartes terealisasikan oleh seorang fisikawan Inggris Thomas Young, dengan membuat tabung gelas berisi air dan memuat lensa yang sangat kecil. Pada tahun 1827, Sir John Herschel anak dari seorang ahli astronomi Inggris kenamaan William Herschel membuat lensa yang dihaluskannya sendiri sehingga pas dipakai langsung pada permukaan mata. Penemuan Sir John Herschel ini menjadi sejarah penting bagi perkembangan lensa kontak yang ada sekarang ini.
Menurut salah satu lembaga survey dunia diperkirakan ada 250 juta orang di dunia yang menggunakan lensa kontak atau 4 % dari jumlah manusia termasuk 40 – 60 juta orang di Amerika Serikat dan 20 juta orang di Jepang. Penggunaan lensa kontak merupakan salah satu teknik yang membantu penderita gangguan mata yang kurang nyaman bila menggunakan kacamata. Banyak lensa kontak diwarnai biru untuk membuat mereka lebih mudah terlihat saat dibersihkan, disimpan atau saat dipakai atau warna-warna lain untuk mengubah penampilan mata pemakainya.
Lensa kontak adalah lensa korektif yang mengoreksi kelainan refraksi (pembiasan atau penyimpangan arah), atau kelainan penglihatan yang disebabkan adanya ketidaksesuaian optik (sistem pencahayaan) pada mata. Dapat juga berfungsi sebagai kosmetik, atau terapi yang biasanya ditempatkan di kornea mata. Lensa kontak biasanya mempunyai kegunaan yang sama dengan kacamata konvensional atau kacamata biasa, tetapi lebih ringan dan bentuknya tak nampak saat dipakai.
Bentuk lensa kontak adalah lensa tipis yang diletakkan di dataran depan kornea. Lensa tipis ini mempunyai diameter 8-10 mm dan nyaman dipakai karena terapung pada selaput bening, seperti kertas yang mengapung pada air. Supaya terapung dengan baik pada permukaan selaput bening maka permukaan belakang lensa berbentuk sama dengan permukaan depan selaput bening.
Setiap orang mempunyai bentuk lensa yang berbeda permukaan kecembungannya di depan selaput bening. Permukaan belakang kornea atau basecurve lensa kontak dibuat cembung kuat, flat atau normal agar dapat menempel secara longgar pada permukaan. Pelonggaran ini supaya air mata (tepatnya film air mata) dengan mudah masuk di antara lensa kontak dan selaput bening. Fungsi film air mata ini adalah untuk membawa oksigen ke selaput bening.
Bentuk lensa kontak untuk rabun jauh atau myopia, yaitu bayangan difokuskan di depan selaput jala atau retina, diperlukan lensa kontak negatif (tipis di tengah) yang dapat memperlemah pembiasan sinar ke belakang. Bagi penderita rabun dekat atau hipermetropia diperlukan lensa kontak positif (tebal di tengah dan tipis di tepi). Bagi penderita mata silindris atau astigmat (pembiasan sinar tidak pada satu titik), yang diperlukan adalah lensa kontak yang bentuknya silinder sesuai dengan kekuatan lensa silindris yang diperlukan.
Dari sisi bahan baku pembuatannya, ada berbagai macam jenis lensa kontak diantaranya lensa kontak lunak atau softlens yang terbuat dari hidrogel. Lensa kontak keras (semi hardlens atau rigidlens), yaitu lensa kontak kaku yang terbuat dari bahan silikon akrilat. Lensa kontak rigid gas permeable (RGP) atau lensa kontak kaku yang tembus gas oksigen dan karbon dioksida yang merupakan hasil pengembangan lensa kontak keras. Lensa keras memberikan penglihatan yang tajam, tetapi kelenturannya kurang sehingga perlu penyesuaian pada selaput bening dan sering terasa kelilipan. Lensa lembek bersifat lentur dan cepat mengikuti kelengkungan selaput bening, namun mudah menjadi tidak bening karena mengandung air.
RGP memang relatif lebih mahal dari softlens, tetapi bisa tahan sampai setahun. Selain itu RGP dapat menghambat pertambahan minus mata yang tinggi, khususnya yang sejak kanak-kanak sudah minus. Kelemahan RGP adalah lamanya proses adaptasi mata hingga diperlukan waktu 1-2 minggu. Lamanya adaptasi membuat orang jarang memilih RGP. Berbeda dengan RGP, softlens tidak memerlukan waktu adaptasi yang lama, penggunanya bisa langsung merasa nyaman pada hari pertama.
Ada pula jenis lensa kontak terapi, berbahan lunak dan bisa mengantarkan obat-obatan tertentu dalam waktu lama, sering digunakan pada pasien sakit mata yang memerlukan obat tetes mata terus-menerus. Obat mata diteteskan ke lensa kontak dalam dosis tinggi agar dapat dirilis pelan-pelan ke mata, sehingga tak perlu repot lagi meneteskan obat terus-menerus.
Lensa kontak mempunyai kelebihan dibandingkan kacamata. Bebas gangguan embun seperti yang terjadi di kaca mata ketika hujan. Lapang pandangan menjadi lebih luas tanpa gangguan tepi bingkai kacamata sehingga mempermudah saat berolah raga dan mengendarai kendaraan. Lensa kontak akan mengoreksi tajam penglihatan lebih baik dibanding kaca mata. Terutama bagi yang mengalami kelainan-kelainan refraksi yang tinggi. Pada mata silinder yang tinggi, lensa kontak juga mengoreksi lebih baik ketimbang kaca mata. Tersedia dalam berbagai pilihan warna untuk keindahan dan dapat digunakan sebagai pengobatan seperti pada luka bakar kimia.
Resiko Komplikasi
Komplikasi pemakaian lensa kontak yang terbanyak adalah reaksi alergi. Lensa kontak yang memiliki kadar air tinggi, daya hantar oksigennya lebih bagus dibanding yang berkadar air rendah. Lensa kontak dengan kadar air tinggi juga punya kelemahan, semakin tinggi kadar airnya, akan lebih mudah menimbun lemak, protein, dan kotoran yang berasal dari air mata yang menempel pada lensa kontak, sehingga tak bisa lagi hanya dibersihkan dengan cairan perawatan.
Reaksi alergi dapat juga timbul karena masuknya benda pembawa alergi (debu atau serbuk) ke dalam mata. Umumnya alergi terjadi musiman dan penderita memang memiliki riwayat alergi, dengan gejala timbul rasa gatal, mata merah, pembengkakan di kelopak mata. Cara penanggulangannya adalah hindari faktor penyebab alergi, menghilangkan bengkak dengan mengompres pakai air dingin dan bila ada peradangan gunakan obat anti radang dan beri obat antialergi.
Selain alergi dapat juga terjadi infeksi dengan masuknya organisme berbahaya ke dalam mata seperti bakteri, jamur, protozoa, dan virus. Gejala yang timbul adalah mata merah, kelopak mata lengket, air mata berlebihan, daya penglihatan berkurang dan timbul noda pada kornea. Tindakan pertama yang harus dilakukan adalah kompres mata dengan air dingin, memberi air mata buatan dan terapi antibiotik jika perlu.
Sindroma mata kering (kerato conjunctivitis sicca) yaitu munculnya noda (keratitis) kronis pada kornea inferior. Komplikasi ini karena produksi sekresi air mata pemakai lensa tidak cukup dengan gejala mata terasa terbakar, air mata sering keluar dan cairan di mata cenderung berlebihan. Pengobatan dapat dilakukan dengan memberi suplemen air mata, salep dan mengganti materi lensa kontak. Jika tak berhasil, hentikan pemakaian lensa kontak.
Infiltrates atau peradangan pada jaringan mata akibat lensa kurang bersih, oksigen yang kurang, reaksi alergi hingga muncul infeksi. Biasanya tampak seperti sekelompok sel berwarna putih (white internal cell clusters) dengan gejala penglihatan berkurang, mata merah, timbul noda putih di mata. Komplikasi ini bisa diatasi dengan mengihindari pemakaian lensa kontak saat aktif, sering-sering berganti lensa, memberikan antibiotik, dan perhatikan cara merawat lensa.
Noda kornea atau Spherical Punctuated Keratinize (SPK), terjadi akibat penggunaan lensa yang terlalu ketat, sehingga mata kekurangan oksigen, alergi atau keracunan dengan tanda-tanda merasa tidak nyaman, sensitif terhadap cahaya dan ada noda pada kornea mata. Pengobatan dapat dilakukan dengan mengurangi atau menghentikan sama sekali pemakaian lensa kontak.
Noda kornea atau Spherical Punctuated Keratinize (SPK), terjadi akibat penggunaan lensa yang terlalu ketat, sehingga mata kekurangan oksigen, alergi atau keracunan dengan tanda-tanda merasa tidak nyaman, sensitif terhadap cahaya dan ada noda pada kornea mata. Pengobatan dapat dilakukan dengan mengurangi atau menghentikan sama sekali pemakaian lensa kontak.
Blepharitis atau radang kelopak mata, terjadi akibat lensa tidak cocok, dengan gejala timbul gatal-gatal, kelopak mata seperti terbakar, timbul kerak pada kelopak mata, pembuluh darah mata tampak jelas, kelopak mata saling menempel dan biasanya diikuti dengan SPK. Untuk sementara hentikan pemakaian lensa kontak, kompres mata dengan air hangat atau diberi salep antibiotik.
Corna edema dimana cairan dalam kornea berlebihan, sehingga menimbulkan stres pada kornea. Biasanya karena mata kekurangan oksigen dengan gejala penglihatan berkabut, mata merah, kenyamanan berkurang saat lensa dibuka, terdapat kristal di kornea, tampaknya pembuluh darah tampak dan timbul SPK. Pengobatan dapat dilakukan dengan menambah oksigen pada mata, mengurangi atau menghentikan pemakaian lensa kontak.
Berbeda dengan kacamatan, lensa kontak adalah alat bantu penglihatan yang menempel langsung pada bagian dalam mata. Sebelum menggunakannya, kaji dulu plus minus penggunaannya dan bila sudah menggunakannya pandai-pandailah merawatnya agar terhindar dari dampak negatifnya.





